Selasa, 02 Juli 2013

POTENSI MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) SEBAGAI TANAMAN OBAT

Gambar 1. Meniran
Sistematika Tumbuhan Meniran
Herba meniran (Phyllanthus niruri L.)memiliki sistematika sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Phyllanthus
Spesies : Phyllanthus niruri Linn
Daerah Distribusi dan Habitat
Herba meniran tumbuh liar di tanah datar dan daerah pegunungan hingga tinggi 1 mm sampai 1000 m dari permukaan laut. Tumbuhan ini tumbuh liar di tempat terbuka pada tanah gembur, berpasir di ladang, tepi sungai dan di pantai, bahkan tumbuh liar di sekitar pekarangan rumah. Tanaman ini menyebar luas hampir ke setiap daerah tropis ataupun subtropis seperti India, Cina, Malaysia, Filipina, dan Australia (Dalimarta, 2000).
Kandungan Kimia
Herba meniran (Phyllanthus niruri L.) banyak mengandung beberapa zat kimia yaitu:
1)    Flavonoid
Merupakan senyawa larut dalam air yang dapat diekstraksi dengan etanol 70% dan tetap ada lapisan air setelah dikocok dengan eter minyak bumi. Flavonoid berupa senyawa fenol, karena itu warnanya berubah apabila ditambah basa atau amoniak. Flavonoid umumnya terdapat dalam tumbuhan terikat pada gula sebagai glikosida dan aglikon. Flavonoid yang merupakan bentuk kombinasi glikosida, terdapat dalam semua tumbuhan berpembuluh. Beberapa turunan flavonoid terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi dan hanya terdapat pada organ-organ tertentu dari tumbuhan seperti akar, batang, daun, bunga, biji, dan kulit kayu (Harborne, 1987). Senyawa-senyawa ini umumnya ditemukan pada tumbuh-tumbuhan yang berwarna merah, ungu, biru, atau kuning. Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri atas 15 atom karbon. Dua cincin benzene (C6) terikat pada suatu rantai propane (C3) sehingga membentuk suatu cincin C6-C3-C6.  Susunan ini menghasilkan tiga jenis struktur, yaitu flavonoida atau 1,3-diarilpropana, isoflavonoida atau 1,2-diarilpropana, dan neoflavonoida atau 1,1-diarilpropana. Senyawa-senyawa flavon ini mempunyai kerangka 2-fenilkroman, yaitu posisi orto dari cincin A dan atom karbon yang terikat pada cincin B 1,3-diarilpropana dihubungkan oleh jembatan oksigen sehingga membentuk cincin heterosiklik yang baru (struktur C).
Jenis-jenis senyawa flavonoid tergantung pada tingkat oksidasi dari rantai propane pada system 1,3-diarilpropana. Flavon, flafonol, dan antosianidin adalah jenis yang banyak ditemukan di alam sehingga sering disebut sebagai flavonoida utama. Banyaknya senyawa flavonoida ini disebabkan oleh hidroksilasi, alkoksilasi, atau glikosilasi dari struktur tersebut. Senyawa-senyawa isoflavonoida dan neoflavonoida hanya ditemukan dalam beberapa jenis tumbuhan, termasuk suku Leguminosae.
Masing-masing jenis senyawa flavonoida mempunyai struktur dasar tertentu. Flavonoida mempunyai beberapa cirri struktur, yaitu cincin A dari struktur flavonoida mempunyai pola oksigenasi yang berselang-seling pada posisi 2, 4, dan 6. Cincin B flavonoida mempunyai satu gugus fungsi oksigen pada posisi para, atau dua pada posisi para dan meta, atau tiga pada posisi satu di para dan dua di meta.
Cincin A mempunyai gugus hidroksil yang letaknya sedemikian rupa sehingga memberikan kemungkinan untuk terbentuk cincin heterosiklik dan senyawa trisiklik. Beberapa senyawa flavonoida tersebut antara lain: (1) hidroalkon atau cincin A – COCH2CH2 - cincin B, (2) flavanon, kalkon atau cincin A – COCH2CHOH - cincin B, (3) flavon atau cincin A – COCH2CO - cincin B, (4) antosianin atau cincin A – CH2COCO - cincin B, (5) auron atau cincin A – COCOCH2 - cincin B.
Menurut Suprapto (2006), flavonoid pada meniran banyak ditemukan di bagian akar dan daun. Flavonoid pada meniran menempel pada sel imun dan memberikan sinyal intraseluler atau rangsangan untuk mengaktifkan kerja sel imun lebih baik. Selain itu, meniran berfungsi juga sebagai senyawa antioksidan yang mampu merangsang kekebalan tubuh.
2)   Lignan
Lignan berupa zat padat hablur tanpa warna yang menyerupai senyawa aromatik sederhana yang lain dalam sifat kimianya. Lignan tersebar luas pada tumbuhan, terdapat dalam kayu, daun, eksudat, damar, dan bagian tumbuhan lain. Lignan terkadang dijumpai sebagai glikosida. Lignan digunakan sebagai antioksidan dalam makanan. Selain itu lignan juga merupakan kandungan kimia yang aktif dalam tumbuhan obat tertentu. Lignan dapat diekstraksi dengan aseton atau etanol dan seringkali diendapkan sebagai garam kalium yang sukar larut (Robbinson, 1995).
3)   Tanin
Tanin tersebar dalam setiap tanaman yang berbatang. Tanin berada dalam jumlah tertentu, biasanya berada pada bagian spesifik tanaman seperti daun, buah, akar, batang. Tanin merupakan senyawa kompleks, biasanya merupakan campuran polifenol yang sukar untuk dipisahkan karena tidak dalam bentuk kristal. Di dalam tumbuhan letak tanin terpisah dari protein dan enzim sitoplasma, tetapi bila jaringan rusak maka reaksi penyamaan dapat terjadi. Reaksi ini menyebabkan protein lebih sukar dicapai oleh cairan pencernaan. Salah satu fungsi utama tanin yaitu sebagai penolak hewan pemakan tumbuhan karena rasanya yang sepat. Tanin dapat meringankan diare dengan menciutkan selaput lendir usus (Tjay dan Raharja, 1991).
4)   Alkaloid
Alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Alkaloid termasuk senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau atom nitrogen dan berbentuk kristal. Untuk alkaloid dalam daun atau buah segar adalah rasanya pahit di lidah serta mempunyai efek fisiologis kuat atau keras terhadap manusia. Sifat lain yaitu sukar larut dalam air dengan suatu asam akan membentuk garam alkaloid yang lebih mudah larut (Harborne, 1987).
5)   Saponin
Saponin adalah senyawa aktif yang menimbulkan busa jika dikocok dengan air. Pada konsentrasi rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah. Saponin dapat bekerja sebagai antimikroba. Kelarutan saponin dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter (Robbinson, 1995).
Khasiat Tanaman
Meniran (Phyllanthus niruri Linn.) adalah salah satu tumbuhan obat Indonesia yang telah lama digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan berbagai penyakit seperti diuretik, ekspektoran dan pelancar haid. Selain itu herba meniran juga digunakan untuk pengobatan sembab (bengkak), infeksi dan batu saluran kencing, kencing nanah, menambah nafsu makan, diare, radang usus, konjungtivitas, hepatitis, sakit kuning, rabun senja, sariawan, digigit anjing gila, rabun senja, dan rematik gout (Hutapea dan Syamsuhidayat, 1991). Herba meniran telah terbukti mempunyai berbagai efek farmakologis, antara lain sebagai hepatoprotektif (Munjrekar et al., 2008), antidiabetes (Nwanjo, 2007) dan antioksidan (Ahmeda et al. 2005). Berdasarkan hasil penelitian terhadap kandungan kimia herba meniran (Phyllanthus niruri L.), senyawa phyllanthinmempunyai efek menurunkan kadar asam urat tikus yang dibuat hiperurisemia denganpotassium oxonate (Murugaiyah dan Chan, 2006).
Penggunaan Untuk Obat :
1. Sakit Kuning
Bahan utama terdiri dari 16 Tanaman Meniran (akar, Batang, daun) dan bahan tambahan yaitu 2 gelas air susu. Cara membuat: tanaman meniran dicuci lalu ditumbuk halus dan direbus dengan 2 gelas air susu sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas. Cara menggunakan: disaring dan diminum sekaligus; dilakukan setiap hari.
2. Malaria
Bahan utama terdiri dari 7 batang tanaman meniran lengkap dan bahan tambahan 5 Biji bunga cengkeh kering dan 1 potong kayu manis Cara membuat: seluruh bahan dicuci bersih, kemudian ditumbuk halus dan direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih. Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari.
3. Ayan
Bahan utama yaitu 17 – 21 batang tanaman meniran (akar, batang, daun dan bunga). Cara membuat: bahan dicuci bersih, kemudian direbus dengan 5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal ± 2,5 gelas. Cara menggunakan: disaring dan diminum 1 kali sehari sehari 3/4 gelas selama 3 hari berturut-turut
4. Demam
Bahan utama: 3-7 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang, daun dan bunga). Cara membuat: bahan dicuci bersih, kemudian diseduh dengan 1 gelas air panas. Cara menggunakan: disaring, kemudian diminum sekaligus.
5. Batuk
Bahan utama: 3 – 7 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang, daun, dan bunga) dan Bahan tambahan madu secukupnya. Cara membuat: Bahan dicuci bersih, kemudian ditumbuk halus dan direbus dengan 3 sendok makan air masak, hasilnya dicampur dengan 1 sendok makan madu sampai merata. Cara menggunakan: diminum sekaligus dan dilakukan 2 kali sehari.
6Disentri
Bahan Utama: 17 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang, daun dan bunga). Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih. Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
f. Meniran Sebagai Immun Modulator : Meningkatkan Sistem Imun
Penelitian terbaru menyebutkan bahwa meniran memiliki aktivitas imunomodulator. Imunomodulator berperan membuat sistem imun lebih aktif dalam menjalankan fungsinya, menguatkan sistem imun tubuh (imunostimulator) atau menekan reaksi sistem imun yang berlebihan (imunosuppressan). Dengan demikian, kekebalan atau daya tahan tubuh dapat selalu optimal sehingga tetap sehat ketika diserang virus, bakteri, dan mikroba lainnya. Sebagai imunomodulator, meniran tidak semata-mata berefek meningkatkan sistem imun, namun juga menekan sistem imun apabila aktivitasnya berlebihan. Jika aktivitas sistem imun berkurang, maka kandungan flavonoid dalam meniran akan mengirimkan sinyal intraseluler pada reseptor sel untuk meningkatkan aktivitasnya. Sebaliknya jika sistem imun kerjanya berlebihan, maka meniran berkhasiat dalam mengurangi kerja sistem imun tersebut. Sehingga meniran berfungsi sebagai penyeimbang sistem imun.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmeda, A., Ismail, Z., and Gabriel, A. 2005. Antioxidants Properties of Phyllanthus niruri  Extracts. Malaysian Journal of Science. 24(1). 195-200.
Dalimarta, S. 2000Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Trubus, Agriwidya: Bogor.
Harborne, J. B. 1987Metode Fitokimia. ITB: Bandung.
Munjrekar, A.P.,  Jisha, V., Bag, P.P. Adhikary, B., Pai, M.M., Hegde, A. and Nandini, M. 2008. Effect of Phyllanthus niruri Linn. Treatment On Liver, Kidney, and Testes in CCL4 Induced Hepatotoxic Rats. Indian J. Exp. Biol., 46. 514-520
Murugaiyah, V., Chan, K. 2009. Mechanisms of Antihyperuricemic Effect of Phyllanthus niruri and its Lignan Constituents.  Journal of Ethnopharmacology. University Sains Malaysia.
Nwanjo, H.U.,2007, Studies on The Effect of Aquous Extract of Phyllanthus niruri Leaf on Plasma Glucose Level and Some Hepatospecific Markers in Diabetic Wistar Rats. Internet J. Lab. Med., 2(2). 1-9
Robinson T. 1995Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. ITB: Bandung.
Suprapto. 2006. Tubuh Kebal dengan Herba. http://www.depkes.go.id. Tanggal akses 5 Januari 2012
Syamsuhidayat, S.S and Hutapea, J.R. 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia, edisi kedua. Departemen Kesehatan RI: Jakarta.
Tjay, T. H & Rahardja, K. 2002. Obat-obat Penting Khasiat dan Penggunannya. PT. Elex Media Computindo: Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar